Valium ialah obat yang dipakai untuk therapy periode pendek pada pasien ansietas (kekhawatiran), insomnia, therapy penambahan pada keadaan putus alkohol kronis, status epileptikus, kejang demam, serta spasme otot. Valium memiliki kandungan diazepam, obat yang terhitung kelompok benzodiazepine.

Valium Tablet

Info komplet valium Tablet


  • Pembuat : Roche indonesia
  • Kelompok : Harus dengan resep dokter
  • Paket : Dos 100 tablet 2 mg dan Dos 100 tablet 5 mg
  • Kandungan Obat :Diazepam 2 mg / tablet serta Diazepam 5 mg / tablet

Selintas mengenai zat aktif (nama generik) 

Diazepam ialah obat yang dipakai jadi obat penenang, anti konvulsan, serta relaksan otot. Obat ini umumnya dipakai dalam kondisi seperti kekhawatiran, kejang otot, serta susah tidur. Obat ini semestinya cuma dipakai dalam therapy periode pendek. Diazepam terhitung obat kelompok benzodiazepine yang kerja dengan tingkatkan dampak dari neurotransmitter gamma-Aminobutyric acid (GABA).

Manfaat Valium Tablet

Di bawah ini ialah beberapa manfaat valium (diazepam) :

  1. Valium (diazepam) khususnya dipakai untuk penyembuhan periode pendek pada ansietas atau insomnia (susah tidur), kejang demam, kekhawatiran, serta kecemasan.
  2. Jadi penambahan untuk hilangkan kejang otot rangka sebab spasme refleks patologi lokal.
  3. Dipakai sebagai obat premedikasi untuk menginduksi sedasi, anxiolysis, atau amnesia sebelum mekanisme medis tersendiri (contohnya, endoskopi).
  4. Jadi penambahan untuk mengatasi tanda-tanda putus alkohol kronis, obat ini bermanfaat dalam kurangi beberapa gejala agitasi kronis, tremor, serta halusinasi.
  5. Obat pilihan untuk menyembuhkan ketergantungan benzodiazepine.

Kontra Indikasi

  • Jangan dipakai untuk pasien yang mempunyai kisah hipersensitif pada diazepam atau obat kelompok benzodiazepine yang lain.
  • Jauhi pemakaian obat ini pada pasien myasthenia gravis, insufisiensi pernafasan berat, insufisiensi hati berat, insufisiensi ginjal berat, insufisiensi pulmoner kronis, keadaan fobia serta obsesi, psikosis kronik, serangan asma kronis, serta sleep apnea sindrom.
  • Kontraindikasi pada glaukoma pojok sempit kronis.
  • Jauhi memakai obat ini untuk wanita hamil khususnya pada trimester pertama atau ibu menyusui.
  • Tidak bisa dipakai jadi therapy tunggal pada stres atau ansietas dengan stres.

Efek Samping Pengguaan Valium

Berikut beberapa resikonya valium (diazepam) :

  • Resikonya yang umum ialah mengantuk, kesusahan pengaturan, kecapekan, kekurangan otot, ataksia, serta kepala berasa mudah.
  • Resikonya yang lebih jarang-jarang contohnya ngilu kepala, vertigo, pergantian salivasi, masalah aliran cerna, ruam kulit, serta masalah pandangan.
  • Resikonya yang lebih serius, tapi peristiwanya relatif jarang-jarang contohnya stres pernafasan, ketergantungan, masalah mental, amnesia, bingung, kelainan darah serta sakit kuning, retensi urin, serta hipotensi.
  • Resikonya paradoks bisa berlangsung, terhitung keresahan, segera geram, keceriaan, memburuknya kejang, insomnia, kram otot, pergantian libido, serta dalam beberapa masalah, kemarahan serta kekerasan. Resikonya ini lebih mungkin berlangsung pada beberapa anak, orangtua, serta individu dengan kisah penyimpangan obat atau alkohol serta atau agresi.
  • Obat ini tingkatkan efek kejang bila dipakai sering pada pasien pengidap epilepsi.
  • Pemakaian periode panjang bisa menyebabkan toleransi, ketergantungan, serta tanda-tanda putus obat pada pengurangan dosis.

Interaksi Obat Valium

Berikut hubungan obat yang memiliki kandungan diazepam terhitung valium dengan obat-obat lain :

  • Obat-obat seperti barbiturat, fenotiazin, opioid, serta antidepresan tingkatkan dampak valium (diazepam).
  • Obat yang memengaruhi enzim hati sitokrom P450 bisa mengubah pergerakan metabolisme valium (diazepam).
  • Valium (diazepam) tingkatkan dampak stres sentra dari alkohol, obat hipnotik / sedatif (contohnya, barbiturat), relaksan otot, antidepresan tersendiri, antihistamin sedatif, opioid, serta antipsikotik, dan antikonvulsan seperti fenobarbital, fenitoin, serta carbamazepine.
  • Dampak euforia opioid bisa dinaikkan, yang mengakibatkan penambahan efek ketergantungan psikologis.
  • Cimetidine, omeprazole, oxcarbazepine, tiklopidin, topiramate, ketoconazole, itraconazole, disulfiram, fluvoxamine, isoniazid, erythromycin, probenesid, propranolol, imipramine, ciprofloxacin, fluoxetine, serta asam valproat perpanjang tindakan valium (diazepam) dengan menghalangi eliminasinya.
  • Teofilin bisa menghalangi dampak valium (diazepam).
  • Valium (diazepam) bisa menghalangi dampak levodopa (dipakai dalam penyembuhan penyakit Parkinson).

Dosis Pemakaian Valium Tablet

Valium (diazepam) diberi dengan dosis seperti berikut :

  • Anak

Umur sampai 6 tahun : 3 x satu hari 1-2 mg.
Umur 6-14 tahun : 3 x satu hari 2-4 mg.

  • Dewasa

dosis umum 3 x satu hari 2-5 mg. Jika memang perlu dosis bisa dinaikkan jadi 3 x satu hari 10 mg.

Beberapa hal yang butuh dilihat pasien sepanjang memakai valium (diazepam) ialah seperti berikut :

  • Penggunaan obat harus di stop bila ada ruam kulit atau sinyal lain yang tunjukkan reaksi alergi sebab dapat menyebabkan fatal.
  • Obat ini mengakibatkan pusing serta mengantuk, jangan mengemudi, menyalakan mesin, atau kerjakan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi waktu memakai obat ini.
  • Beri dengan berhati-hati untuk pasien lansia. Kurangi dosis bila dibutuhkan. Dosis dibatasi pada jumlahnya efisien paling kecil untuk menghambat perubahan ataksia atau sedasi (2 mg - 2.5 mg 1 x satu hari atau 2 x satu hari, dapat dinaikkan dengan setahap sesuai dengan keperluan).
  • Jangan memakai obat ini dalam periode panjang sebab dapat mengakibatkan ketergantungan. Kekuatan ketergantungan bertambah pada pasien dengan kisah penyimpangan alkohol atau narkoba.
  • Dosis yang lebih rendah direferensikan untuk pasien dengan insufisiensi pernafasan akut, sebab efek stres pernafasan.
  • Valium (diazepam) tidak disarankan dalam penyembuhan pasien psikotik serta tidak bisa dipakai jadi alternatif perawatan yang pas.
  • Pemberhentian penggunaan obat dengan tiba-tiba sesudah pemakaian periode panjang punya potensi beresiko.
  • Diazepam masuk ke air susu ibu (ASI). Jangan memakai obat ini sepanjang menyusui.
  • Reaksi kejiwaan serta paradoks didapati dapat berlangsung karena pemakaian obat-obat kelompok benzodiazepin (lihat Resikonya). Bila ini berlangsung, pemakaian obat harus di stop. Resikonya ini seringkali berlangsung pada beberapa anak serta orangtua.

Valium Tablet : Kegunaan, Dosis, Serta Resiko nya

Valium ialah obat yang dipakai untuk therapy periode pendek pada pasien ansietas (kekhawatiran), insomnia, therapy penambahan pada keadaan putus alkohol kronis, status epileptikus, kejang demam, serta spasme otot. Valium memiliki kandungan diazepam, obat yang terhitung kelompok benzodiazepine.

Valium Tablet

Info komplet valium Tablet


  • Pembuat : Roche indonesia
  • Kelompok : Harus dengan resep dokter
  • Paket : Dos 100 tablet 2 mg dan Dos 100 tablet 5 mg
  • Kandungan Obat :Diazepam 2 mg / tablet serta Diazepam 5 mg / tablet

Selintas mengenai zat aktif (nama generik) 

Diazepam ialah obat yang dipakai jadi obat penenang, anti konvulsan, serta relaksan otot. Obat ini umumnya dipakai dalam kondisi seperti kekhawatiran, kejang otot, serta susah tidur. Obat ini semestinya cuma dipakai dalam therapy periode pendek. Diazepam terhitung obat kelompok benzodiazepine yang kerja dengan tingkatkan dampak dari neurotransmitter gamma-Aminobutyric acid (GABA).

Manfaat Valium Tablet

Di bawah ini ialah beberapa manfaat valium (diazepam) :

  1. Valium (diazepam) khususnya dipakai untuk penyembuhan periode pendek pada ansietas atau insomnia (susah tidur), kejang demam, kekhawatiran, serta kecemasan.
  2. Jadi penambahan untuk hilangkan kejang otot rangka sebab spasme refleks patologi lokal.
  3. Dipakai sebagai obat premedikasi untuk menginduksi sedasi, anxiolysis, atau amnesia sebelum mekanisme medis tersendiri (contohnya, endoskopi).
  4. Jadi penambahan untuk mengatasi tanda-tanda putus alkohol kronis, obat ini bermanfaat dalam kurangi beberapa gejala agitasi kronis, tremor, serta halusinasi.
  5. Obat pilihan untuk menyembuhkan ketergantungan benzodiazepine.

Kontra Indikasi

  • Jangan dipakai untuk pasien yang mempunyai kisah hipersensitif pada diazepam atau obat kelompok benzodiazepine yang lain.
  • Jauhi pemakaian obat ini pada pasien myasthenia gravis, insufisiensi pernafasan berat, insufisiensi hati berat, insufisiensi ginjal berat, insufisiensi pulmoner kronis, keadaan fobia serta obsesi, psikosis kronik, serangan asma kronis, serta sleep apnea sindrom.
  • Kontraindikasi pada glaukoma pojok sempit kronis.
  • Jauhi memakai obat ini untuk wanita hamil khususnya pada trimester pertama atau ibu menyusui.
  • Tidak bisa dipakai jadi therapy tunggal pada stres atau ansietas dengan stres.

Efek Samping Pengguaan Valium

Berikut beberapa resikonya valium (diazepam) :

  • Resikonya yang umum ialah mengantuk, kesusahan pengaturan, kecapekan, kekurangan otot, ataksia, serta kepala berasa mudah.
  • Resikonya yang lebih jarang-jarang contohnya ngilu kepala, vertigo, pergantian salivasi, masalah aliran cerna, ruam kulit, serta masalah pandangan.
  • Resikonya yang lebih serius, tapi peristiwanya relatif jarang-jarang contohnya stres pernafasan, ketergantungan, masalah mental, amnesia, bingung, kelainan darah serta sakit kuning, retensi urin, serta hipotensi.
  • Resikonya paradoks bisa berlangsung, terhitung keresahan, segera geram, keceriaan, memburuknya kejang, insomnia, kram otot, pergantian libido, serta dalam beberapa masalah, kemarahan serta kekerasan. Resikonya ini lebih mungkin berlangsung pada beberapa anak, orangtua, serta individu dengan kisah penyimpangan obat atau alkohol serta atau agresi.
  • Obat ini tingkatkan efek kejang bila dipakai sering pada pasien pengidap epilepsi.
  • Pemakaian periode panjang bisa menyebabkan toleransi, ketergantungan, serta tanda-tanda putus obat pada pengurangan dosis.

Interaksi Obat Valium

Berikut hubungan obat yang memiliki kandungan diazepam terhitung valium dengan obat-obat lain :

  • Obat-obat seperti barbiturat, fenotiazin, opioid, serta antidepresan tingkatkan dampak valium (diazepam).
  • Obat yang memengaruhi enzim hati sitokrom P450 bisa mengubah pergerakan metabolisme valium (diazepam).
  • Valium (diazepam) tingkatkan dampak stres sentra dari alkohol, obat hipnotik / sedatif (contohnya, barbiturat), relaksan otot, antidepresan tersendiri, antihistamin sedatif, opioid, serta antipsikotik, dan antikonvulsan seperti fenobarbital, fenitoin, serta carbamazepine.
  • Dampak euforia opioid bisa dinaikkan, yang mengakibatkan penambahan efek ketergantungan psikologis.
  • Cimetidine, omeprazole, oxcarbazepine, tiklopidin, topiramate, ketoconazole, itraconazole, disulfiram, fluvoxamine, isoniazid, erythromycin, probenesid, propranolol, imipramine, ciprofloxacin, fluoxetine, serta asam valproat perpanjang tindakan valium (diazepam) dengan menghalangi eliminasinya.
  • Teofilin bisa menghalangi dampak valium (diazepam).
  • Valium (diazepam) bisa menghalangi dampak levodopa (dipakai dalam penyembuhan penyakit Parkinson).

Dosis Pemakaian Valium Tablet

Valium (diazepam) diberi dengan dosis seperti berikut :

  • Anak

Umur sampai 6 tahun : 3 x satu hari 1-2 mg.
Umur 6-14 tahun : 3 x satu hari 2-4 mg.

  • Dewasa

dosis umum 3 x satu hari 2-5 mg. Jika memang perlu dosis bisa dinaikkan jadi 3 x satu hari 10 mg.

Beberapa hal yang butuh dilihat pasien sepanjang memakai valium (diazepam) ialah seperti berikut :

  • Penggunaan obat harus di stop bila ada ruam kulit atau sinyal lain yang tunjukkan reaksi alergi sebab dapat menyebabkan fatal.
  • Obat ini mengakibatkan pusing serta mengantuk, jangan mengemudi, menyalakan mesin, atau kerjakan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi waktu memakai obat ini.
  • Beri dengan berhati-hati untuk pasien lansia. Kurangi dosis bila dibutuhkan. Dosis dibatasi pada jumlahnya efisien paling kecil untuk menghambat perubahan ataksia atau sedasi (2 mg - 2.5 mg 1 x satu hari atau 2 x satu hari, dapat dinaikkan dengan setahap sesuai dengan keperluan).
  • Jangan memakai obat ini dalam periode panjang sebab dapat mengakibatkan ketergantungan. Kekuatan ketergantungan bertambah pada pasien dengan kisah penyimpangan alkohol atau narkoba.
  • Dosis yang lebih rendah direferensikan untuk pasien dengan insufisiensi pernafasan akut, sebab efek stres pernafasan.
  • Valium (diazepam) tidak disarankan dalam penyembuhan pasien psikotik serta tidak bisa dipakai jadi alternatif perawatan yang pas.
  • Pemberhentian penggunaan obat dengan tiba-tiba sesudah pemakaian periode panjang punya potensi beresiko.
  • Diazepam masuk ke air susu ibu (ASI). Jangan memakai obat ini sepanjang menyusui.
  • Reaksi kejiwaan serta paradoks didapati dapat berlangsung karena pemakaian obat-obat kelompok benzodiazepin (lihat Resikonya). Bila ini berlangsung, pemakaian obat harus di stop. Resikonya ini seringkali berlangsung pada beberapa anak serta orangtua.